Kota Batu – Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Dan oleh karenanya, tak jarang sering terjadi sebuah atau bahkan beberapa gesekan, pertikaian, pertengkaran, salah paham, dan semisalnya yang hal tersebut diakibatkan oleh hubungan sosial yang ada tersebut. Hal-hal tersebut bisa terjadi atau sangat mungkin terjadi baik diantara anggota kelurga dalam sebuah rumah, maupun teman seperjuangan baik disekolah, dikampus, ataupun dilingkungan pekerjaan.

Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita bijaksana dalam menghadapi sebuah masalah? Sudahkah kita berteman baik dengan masalah tersebut? Atau justru kita sedang bermusuhan dengan masalah tersebut?

Para pembaca yang budiman. Masalah adalah hal lumrah yang harus terjadi dan harus kita hadapi dikehidupan ini. Masalah terkadang memang harus hadir untuk membuat kita semakin dewasa, semakin bijaksana, semakin sabar, dan semakin penyayang. Masalah yang kita hadapi akan membuat diri semakin dewasa dan matang jika kita berhasil melalui masalah tersebut dengan cara yang baik dan benar. Begitupun sebaliknya, masalah akan membuat kita semakin buruk semakin rendah jika kita tidak mampu melewatinya dengan baik dan benar.

Lalu kapankah kita dikatakan gagal dalam menyikapi sebuah permasalahan? Kapankan kita dikatakan tidak bijaksana dalam menyikapi atau menyelesaikan sebuah permasalahan?

Mari sama-sama kita belajar melalui sebuah gambaran. Misalkan kita adalah seorang pemimpin disebuah perusahaan kecil. Perusahaan ini berusia sekitar 5-10 tahun dan sudah memiliki sekitar 50 pegawai didalamnya. Setengah dari para pegawai yang kita miliki adalah termasuk orang-orang yang minim pengalaman, baik karena baru lulus kuliah, atau baru memasuki dunia pekerjaan.

Tentu dengan sumber daya manusia yang ada, kita akan menemui ditengah proses berjalannya pekerjaan untuk terjadi banyak kesalahan dan permasalahan. Baik SDM yang minim skill, baik SDM yang suka datang terlambat, baik SDM yang suka tidak taat peraturan, dan lain sebagainya.

Nah, akan menjadi tidak bijaksana, atau kurang bijaksana, ketika kita menghakimi dengan keras terhadap si A karena sebuah kesalahan X yang ia lakukan untuk pertama kalinya, karena kita terpancing emosi atas kesalahan Y yang ia lakukan berulang kali.

Pemimpin harus bisa bersikap tenang dan stabil dalam berhadapan dengan sebuah masalah. Pemimpin tidak boleh membawa masalah Y untuk dilimpahkan dan ditumpuk kemasalah X yang baru saja terjadi, yang mungkin saja, atau bisa jadi, masalah X ini terjadi akibat ketidak tahuan atau ketidak sengajaan dari si A yang perlu untuk diedukasi dan diarahkan. Bukan di marahi dan dipermalukan.

Atau dengan gambaran permisalan. Didalam sebuah instansi atau perusahaan si Paijo selama 2 pekan terakhir terlaporkan sering tidak menggunakan seragam sesuai ketentuan yang sudah berlaku. Kebetulan saat ada pertemuan seluruh karyawan di akhir pekan kedua ternyata Paijo diketahui datang terlambat. Karena emosi akan permasalahan Paijo yang sering tidak menggunakan seragam selama 2 pekan terakhir maka Paijo mendapatkan omelan dan perlakuan yang cukup keras dihadapan seluruh teman-temannya.

Padahal usut diusut, keterlambatan yang Paijo lakukan karena sebuah alasan yang dapat diterima, pengaduan sering tidak menggunakan seragam sesuai ketentuan yang berlaku adalah laporan semata tanpa bukti yang kuat dan mendukung.

Para pembaca yang Budiman. Yuk sama-sama kita belajar untuk bisa bersikap dan bersifat lebih bijaksana. Kapanpun dan dan dalam kondisi apapun yang kita hadapi, jangan kita biarkan hawa nafsu dan emosi merajai diri kita. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “tidaklah orang yang kuat adalah orang yang menang saat bergulat, melainkan orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya”.

Semoga kelak Allah memberikan kita semua kekuatan dan taufiqnya. Aamiin yaa rabbal ‘alamin. Dan itulah sedikit sharing cerita tentang pentingnya menjadi pribadi yang bijaksana. Penulis adalah Guru di SD Integral Al Fattah Kota Batu. Inginkah kita menjadi dan memiliki keturunan yang paham agama dan juga berkepribadian yang dewasa serta bijaksana? Ingin ikut serta berkontribusi membangun peradaban Islam yang kuat dan Tangguh? Daftarkan putra putri anda dilembaga dan sekolah kami melalui tautan PPDB berikut ini: https://alfattahbatu.sch.id/

M. Andi Kurniawan, Pendidik SD Integral Al-Fattah

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *