“Pendidikan bukan tanggung jawab sekolah saja”, begitu kutipan kata dari pemateri parenting, dalam acara pembagian rapor dan parenting KB-TK Yaa Bunayya Kota Batu, pukul 09.00 WIB(17/06/2022).
Acara rutin yang diselenggarakan setiap akhir semester tersebut, dibuka dengan sambutan Ustadz. Wawan Wahidin, S.Sos.I, selaku pengurus yayasan pendidikan Islam (YPI) Al-Fattah, Kota Batu. Dalam sambutannya, Ustadz yang biasa disapa Ustadz. Hamid tersebut menyampaikan perlu adanya sinergi Antara orang tua dan sekolah, dalam menunjang keberhasilan pendidikan bagi ananda di sekolah.
“Sekolah dan Rumah, dalam hal ini ayah dan bunda harus terus bersinergi. Kami selalu mengharapkan masukan dari ayah dan bunda, jika ada yang kurang berkenan dalam penyenggaraan pendidikan di Al-Fattah, mari sampaikan pada kami agar sama-sama kita benahi”, tutur Ustadz Kelahiran Kota Dodol tersebut.
“Kami juga mohon, jika ada kebaikan dari Al-Fattah. Ayah dan bunda ikut menyebarkan, dan menjadi provokator kebaikan. Agar banyak yang tahu tentang Al-Fattah”. Lanjut Ustadz. Hamid dalam sambutannya.
Ustadz. Mawardi dalam penyampain materinya, menjelaskan pentingnya do’a dari orang tua, dalam mengawal segala proses pendidikan anak.
“Sering kita dengar, dan bahkan kita hafal betul, Robbana hablana min azwajina, wa dzurriyatina qurrotta a’yun, yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Itu artinya, betap pentingnya kita sebagai orang tua, harus mengawal anak kita sampai pada tahap qurrata a’yun” tuturnya.
Ustadz asli Lombok tersebut, juga menekankan pentingnya kesadaran dan peran orang sebagai pendidik, dan contoh yang utama bagi anak di rumah.
“Orang Tua harus bisa jadi contoh bagi anak. Kalau anaknya diajarkan menutup aurat di sekolah, maka orang tua, juga harus menutup aurat. Agar sinkron, apa yang diajarkan di sekolah itu tidak sia-sia dirumah”. Lanjut Ustadz. Mawardi.
Acara parenting dan pembagian rapor tersebut, berakhir dengan pengambilan rapor oleh wali siswa. Semoga Allah Swt, memudahkan semua langkah sekolah dan ayah-bunda dalam membimbing ananda menjadi generasi qur’ani penyejuk hati.*